Hasil seleksi Kementerian Agama (Kemenag) tentang Calon Mahasiswa Baru (Camaba) Timur Tengah terutama yang lulus ke Universitas Azhar, Mesir kembali mendapat tanggapan dari Forum Pesantren Alumni (FPA) Gontor. Salah satu aspek yang harus diperhatikan Kemenag menurut Sekjend FPA Gontor adalah faktor kader lembaga pesantren dan putra para Kiai atau Pimpinan Pondok Pesantren karena ini berhubungan dengan aspek kaderisasi dan sustainability eksistensi pesantren "Para putra Kiai pesantren dan para kader lembaga, mestinya dapat perhatian penting. Karena selesai studi mereka akan kembali ke pesantren / lembaga pendidikan. Jadi ini sangat strategis untuk konteks peningkatan kualitas SDM di pesantren2 dan lembaga2 di masa depan," ujar Kiai Anang yang juga Pimpinan Pesantren Tazakka, Batang, Jawa Tengah.
Anang menambahkan, seleksi Camaba yang digelar Kemarin hasilnya banyak kader pesantren dan Putra Kiai yang tidak lulus, padahal secara akademik dan kemampuan mumpuni. "Jadi, Camaba yg ke Azhar itu harus dilihat dalam konteks kaderisasi dan kelangsungan pendidikan Islam Indonesia di masa depan," kata Kiai Anang. Kiai Anang juga menyampaikan sebuah kondisi riil di lapangan yang semestinya juga mendapat perhatian dari Kemenag. "Sekarang ini, banyak alumni Azhar yang memimpin pesantren / Lembaga Pendidikan Islam, dan banyak lagi yang menjadi kader utama pesantren," katanya.
Untuk itu, sebagai Sekjend FPA Gontor yang mewadahi hampir 1000 pesantren se Indonesia, Kiai Anang mendesak Kemenag agar duduk bersama seluruh stakeholder untuk menyusun konsep seleksi Camaba ke Azhar, Mesir. "Mendesak Kemenag bersama Pusiba dan OIAA dan asosiasi pesantren serta para stakeholder untuk duduk bersama, merumuskan konsep ujian seleksi dan pola pemberangkatan Camaba ke depan," kata Kiai Anang. Sebelumnya, Kemenag lewat Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Diktis Kementerian Agama telah menjelaskan proses seleksi Camaba ke Timur Tengah lewat link berikut:
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.